Jumat, 14 Desember 2012

Rato Ebu Bangkalan


Rato Ebu Bangkalan

Makam Rato Ebu terletak didalam kompleks Pasarean “Aer Mata”, terletak25 km arah Utara kota Bangkalan, tepatnya di desa Buduran KecamatanArosbaya Kabupaten Bangkalan. Makam Rato Ebu adalah makam seorang wanitamulia bernama Syarifah Ambami. Menurut dokumen sejarah, menyebutkan bahwaSyarifah Ambami adalah keturunan Sunan Giri Gresik ke 5. Ia dipersunting olehPangeran Tjakraningrat I yang juga anak angkat Sultan Agung Mataram.Dikisahkan bahwa sejak terjadinya Perang Mataram tahun 1624, Madura dikuasaioleh Sultan Agung. Lalu ia menginginkan agar Pangeran Tjakraningrat Imemerintah Madura secara keseluruhan. Titah raja pun dilaksanakan denganpenuh tanggung jawab.
Meskipun Madura menjadi daerah kekuasaannya, namun PangeranTjakraningrat justru jarang sekali tinggal di Sampang. Apalagi Raja Mataram,Sultan Agung, masih membutuhkan tenaganya untuk memimpin kerajaannya ditanah Jawa sehingga Pangeran Tjakraningrat I sering tinggal di kerajaan tanahJawa. Wajar apabila Ratu Syarifah lebih banyak tinggal di Kraton Sampangsendirian tanpa didampingi suami tercintanya. Namun Ratu Syarifah adalahseorang figur wanita yang taat dan patuh pada semua perintah suaminya.
Makauntuk mengisi waktu kosongnya, Ratu Syarifah yang lebih populer dengan sebutanRatu Ibu tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bertapa di suatubukit di Desa Buduran Kecamatan Arosbaya.Didalam legenda sejarah Babat Madura dikisahkan, bahwa selama dalampertapaannya, Ratu Ibu Syarifah senantiasa memohon kepada Allah SWT. agarketurunannya yang laki-laki kelak bisa menjadi pucuk pimpinan pemerintahan diMadura. Ia berharap agar pimpinan Pemerintahan tersebut dijabat hingga tujuhturunan.
Anehnya dalam legenda tadi juga dikisahkan bahwa suatu hari didalampertapaannya, Ratu Ibu Syarifah berjumpa dengan Nabi Khidlir AS. Dalampertemuannya yang Cuma sesaat itu, sepertinya semua permohonan Ratu Ibuakan dikabulkan.Merasa pertapaannya sudah cukup, maka Ratu Ibu Syarifah pun kembali keKraton Sampang. Tidak selang beberapa lama, suaminya yakni PaneranTjakraningrat I datang dari bertugas di Kerajaan Mataram.sebagai istri yangsetia, tentu saja Ratu Syarifah menyambut kedatangan suaminya dengan senanghati. Beliau bahkan menceritakan apa yang dialaminya selama bertapa, termasukadanya petunjuk bahwa permohonannya agar turunannya kelak memimpinPemerintahan di Madura dikabulkan juga diceritakannya dengan runtun.
Mendengar penuturan Ratu Syarifah tersebut, Pangeran Tjakraningrat Imarah, ia sangat kecewa dengan pernyataan istrinya. Sebaliknya PangeranTjakraningrat I bertanya dengan marah,”Mengapa kamu Cuma memohon untuktujuh turunan, sebaiknya kan tutunan kita selamanya harus memerintah diMadura !”, tegur Pangeran Tjakraningrat I kepada Ratu Syarifah. Wanita itupunCuma menundukkan kepala.Sepeninggal suaminya yang bertugas ke Mataram, Ratu Syarifah kembalike Desa Buduran untuk bertapa. Dalam pertapaannya itulah Ratu Ibu memohonagar keinginan seaminya untuk menjadikan seluruh keturunannya bisa menjadipemimpin Pemerintahan di Madura.siang malam Ratu Ibu memohon kepada Allah.
Sumber: http://madurabisa.wordpress.com/2012/04/05/rato-ebu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar